Selasa, 17 April 2012

Baru Awal Tahun, tapi rasanya sudah banyak yang terjadi. Sudah banyak cobaan dan pelajaran kehidupan yang di lalui, padahal baru awal tahun. Rasanya dunia jungkir balik. Optimisme dan Mimpi-mimpi yang saya punya semuanya seperti perlahan pergi.
Bukan putus asa, hanya saja sulit rasanya untuk kembali membangun harapan dan impian yang baru. Kala semua jalan sudah tertutup, dan semua kepercayaan sudah hilang.

Seorang sahabat mengatakan (bahkan slalu mengatakan) tetaplah bersyukur " Dan Nikmat Tuhan yang mana yang kamu dustakan (QS Ar Rahman ayat 13)" Dan , hingga kini hanya ayat itu yang masih menuntun semua langkah. Tetap bersyukur bahkan disaat terberat.

Sekarang yang diperlukan adalah menata hidup dan menata hati. Tapi apa ada yang tahu bagaimana caranya?
Banyak nasehat yang datang saat ini. Ada yang datang seperti Guru, seperti anak kecil dan ada jiwa pemberontak lainnya. Tapi masih belum ada satupun yang bisa merubah. Karena nasehat kadang hanya wacana ketika aplikasi tak semudah kita bicara.

Mungkin masalah memang ada untuk membuat kita dewasa, sahut seorang teman. Saya rasa memang membuat kita dewasa ketika kita tahu cara pemecahannya. Tapi bagaimana ketika kita bahkan tidak tahu jalan keluar dari itu semua.
Ada lagi kata mutiara dari salah seorang teman. Dia bilang " akan ada pelangi disetiap badai". Ada yang aneh da janggal ketika mendengar kalimat yang maaf "agak sok tahu itu". Karena pelangi hanya akan ada "Setelah badai, bukan pada saat badai" Dan kembali lagi pada kalimat " kita akan menemukan pelangi saat kita tahu pemecahan masalah, bukan pada saat masalah, terutama saat
deadlock.

Saat ini, rasanya sangat sendirian. Kehilangan orang tua adalah hal terberat, tapi ternyata kehilangan harapan, kepercayaan, mimpi dan optimisme jauh lebih berat. Kita masih bisa bangkit dari keterpurukan selama masih ada rasa rasa tersebut. Dan sekarang hanya saya ..dan kesendirian saya. Ups...saya lupa..saya tidak sendiri karena "kesendirian saya " tengah menemani.
Saya ingin berdamai dengan semua masalah. Tapi rasanya berdamai pun percuma karena acap kali masalah itu kian datang dan bertumpuk. Apakah akhirnya harus jadi "bersoulmate dengan masalah"?

Seandainya saja ada hal yang bisa dilakukan untuk memperbaiki ini semua, untuk bisa mengembalikan semua kepercayaan, mengembalikan harapan, mengembalikan optimisme, dan mengembalikan semua impian pada tempatnya, kembali seperti sedia kala. Lucu ya..ketika orang lain lebih suka pada masa depan, dan saya memilih untuk menjadi seperti masalalu saya. Apa ini yah yang disebut penyesalan?
Masa lalu bukan sebuah penyesalan, untuk saya masa lalu adalah memori terbaik.
Dimana saya masih memiliki, Harapan, kepercayaan, impian dan optimisme untuk terus menapaki hari.
Bukan berarti ingin kembali ke masa lalu, tapi rasanya saya terlalu malu untuk berkaca pada masa lalu. Karena masa lalu saya sangat jauh lebih baik, lebih terhormat, dan jauh lebih hidup dari masa kini.