Jumat, 12 Juni 2009

Kerja Under Pressure...Phufff...Resign Or ...?? (SStt...Cara menghadaip atasan pendikte)

Untuk Anda para pekerja, pasti tidak asing dengan kata-kata ini. Bagi beberapa orang mungkin bisa diartikan kerja mengejar target dan date line. Tapi dalam hemat saya (dan sesuai yang saya alami) under pressure berarti "kerja yang selalu didikte oleh bos, selalu diawasi, serta kerja lebih dari jam kerja yang ditetapkan depnaker dimana tambahan jam tidak dihitung lembur.
Untu hal yang saya sebut terakhir, sejujurnya saya bukan orang yang terlalu memikirkan "fee". Saya memilih untuk mengutamakan lingkungan kerja saya dan apakah saya mencintai pekerjaan tersebut atau tidak. Tapi kalau saya pikir jauh lebih dalam saya rasa hal yang saya dan teman-teman saya alami sungguh tidak manusiawi. Beruntung, saya belum berkeluarga. Tapi bagi teman-teman saya yang sebagian besar sudah berkeluarga hal ini pasti akan jadi masalah. Selain melelahkan, kehilangan waktu bersama keluarga, pastinya apa yang diadapat tidak sebanding dengan apa yang dikeluarkan.
Hal ini sempat saya diskusikan dengan teman-teman kantor. Dan, akhirnya kami sepakat untuk bicara pada "Bos" secara terbuka untuk mendapat solusi terbaik dari masalah ini.
Awalnya Bos menanggapi baik hal ini, tapi hari-hari berikutnya hampir tidak ada perubahan yang berarti.
Dari sini, teman-teman kantor saya akhirnya memilih untuk diam dan hanya bisa bergosip dibelakang. Mereka lelah karena toh..pada akhirnya ending ceritanya akan sama.
Mereka boleh lelah tapi tidak dengan saya. Saya memang tipe pemberontak, tapi saya memiliki cara yang berbeda untuk menghadapi masalah ini.
Sedikit info, posisi saya sebagai satu-satunya cust. service menjadikan posisi saya terlampau penting di perusahaan. Saya belum menyadarinya sampai suatu hari dimana saya lelah dan memilih untuk "Diam". Tapi "Diam" yang saya maksud disini bukan hanya "diam" biasa. Intinya adalah melakukan apa yang mereka pinta tanpa memberi saran ataupun tanggapan. Cukup perlihatkan senyum kecil yang terpaksa ketika mereka mulai mendikte kita, dan mulai menyalahkan sesuatau yang sebenernya bukan kesalahan kita.
He..3x dan hasilnya..saat ini saya selalu diperhatikan atasan. Baik kesehatan saya, kondisi finansial, keluarga, bahkan penampilan saya yang kadang tidak modis (BOS saya seorang perempuan).
Anda mau coba pengalaman saya...
Silahkan, yang pasti hal ini lebih gampang daripada berkata "tidak " pada atasan. Karena pastinya seorang atasan tidak mau mendengar kata ini dari para karyawannya.
Yah...Sebagai karyawan anda pasti tahu rule of the game dan undang-undangnya :
" Hanya ada dua pasal untuk Si BOS: "
Pasal I : BOS selalu benar
Pasal II : Bila BOS salah kembali ke pasal I.